Kota Bekasi-(01/6/25) – Perkembangan teknologi AI kian pesat, sehingga memudahkan siapa saja berekspresi membuat beragam kreatifitas menggunakan AI. Alih alih perkembangan AI yang begitu memudahkan namun juga menggiurkan cuan membuat banyak orang berlomba-lomba membuat animasi dengan berbagai bentuk yang aneh. Termasuk di Indonesia fenomena Tung Tung Saur.
Dilansir dari Kompas.com (17/5/2025), menurut laman Know Your Meme, tren ini mulai mencuat pada awal Januari 2025, ketika muncul video karakter AI bernama Tralalero Tralala seekor hiu yang memakai sepatu dan berbicara dengan aksen Italia.
Sejak saat itu, beragam karakter aneh lainnya bermunculan, masing-masing dengan cerita dan gaya khasnya sendiri.
Tung Tung Saur bagian dari kearifan lokal Indonesia sejak februari 2025 dengan memunculkan anomali kentongan menjadi wujud yang aneh. Awalnya diharapkan mampu menjadi tren yang baik untuk masyarakat terutama usia anak-anak. Namun belakangan, viralnya Tung Tung Saur banyak dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk terus memodifikasi anomaly tersebut dengan yang lebih aneh.
Sebagaimana diungkapkan Agung Tazka selaku praktisi Pendidikan dan juga terapis anak kecanduan HP, mengaku miris bahwa fenomena Tung Tung Saur terus bermutasi ke bentuk bentuk yang unik, namun sayangnya kontennya belakangan ini mengajarkan hal-hal yang kurang baik.
“Saya rasa bagus ya orang memanfaatkan teknologi AI kalau untuk kebaikan, namun kalau digunakan untuk mendegradasi moral anak kan bahaya. Apalagi yang menonton kan jutaan orang bahkan anak anak”, ujar Agung.
Menurutnya selama ini Agung mengamati bahwa evolusi Tung Tung Saur makin melenceng dari tujuan sebenarnya.
“Harusnya Tung Tung Saur kan ngajari puasa, ngaji, berteman dan hal hal kebaikan bukan melenceng dari namanya. Ini jelas banyak oknum memanfaatkan fenomena ini”, lanjut Agung.
Agung menambahkan bahwa, justru yang ia perhatikan Tung Tung Saur sudah beralih kepada kekerasan, pacaran, LGBT, pembulian anak dan lain-lain. Walaupun masih ada beberapa chanel yang istiqomah mengajarkan kebaikan. Fenomena ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab hanya untuk mencari keuntungan cuan semata, namun tidak pernah memikirkan bagaimana nasib anak-anak kedepannya jika terus disuguhkan tontonan seperti itu.
Salah satu upaya yang dilakukan Agung Tazka adalah mencounter fenomena tersebut dengan mengunjungi dan klik Chanel Happy Edukidz yang berisi Tung Tung Saur Versi baik, yang mengajarkan persahabatan, mengaji, berbakti kepada orang tua, setia kawan, Cinta Palestine dan lain-lain, namun tetap mengandung unsur hiburan.
Kepada orang tua agar lebih serius menjaga dan mendampingi anak-anaknya dalam penggunaan gadget dan suguhan tontonan anak-anaknya. Karena anak-anak belum memiliki skrining untuk membedakan mana yang positif maupun negatif. {Jrw]