APA PERTEMPURAN TERBESAR MANUSIA DENGAN SETAN?

Bersama Ust. Satria Hadi Lubis
PERTEMPURAN terbesar manusia dengan setan bukanlah Armageddon (perang besar di akhir zaman), bukan pula perang melawan tirani penguasa atau melawan kemaksiatan (narkoba, minuman keras, judi, dan lain-lain).

Tapi pertempuran terbesar manusia melawan setan adalah mempertahankan mahligai rumah tangga, sehingga sepasang suami isteri tidak bercerai sampai maut memisahkan mereka.

Hal ini disampaikan dalam sebuah hadits : 

إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُوْلُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيْهِ مِنْهُ وَيَقُوْلُ نِعْمَ أَنْتَ

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”. Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat (setan) seperti engkau” (HR Muslim IV/2167 no 2813).

Dalam hadits tersebut, iblis si raja setan menjadikan keberhasilan memisahkan sepasang suami isteri (bercerai) sebagai prestasi tertinggi setan.

Jika itu merupakan prestasi tertinggi setan, maka "pertempuran" terbesar manusia adalah bagaimana agar ia tidak tergoda bujuk rayu setan untuk memisahkan dirinya (bercerai) dengan pasangannya. 

Iblis berpikir strategis untuk mengalahkan manusia. Iblis sangat paham bahwa perceraian akan berdampak kemana-mana. Yang akhirnya dapat menghancurkan kualitas ketakwaan manusia.

Sebab dari perceraian muncul perzinahan dengan segala nama dan asesorisnya. Sebab dari perceraian lahir anak-anak broken home yang broken heart dan dibawa sampai ia dewasa ketika terjun ke masyarakat. Mempengaruhi kesehatan mentalnya dalam mengambil keputusan, termasuk ketika ia jadi pemimpin. Ujung-ujungnya akan  menurunkan, bahkan menghancurkan masa depan sebuah bangsa.

Strategi iblis yang "cerdas" ini tak dipahami sebagian suami isteri, sehingga mereka mudah bercerai ketika terjadi konflik dalam rumah tangga. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2022 ada 516.334 kasus perceraian di Indonesia yang telah diputus oleh pengadilan. Artinya, setiap satu jam adanya 60 pasang suami isteri yang bercerai di Indonesia!

Jadi jika prestasi terbesar setan adalah memenangkan pertempuran untuk memisahkan suami isteri, maka prestasi terbesar manusia adalah memenangkan pertempuran tersebut dengan tidak tergoda untuk berpisah (bercerai) dengan pasangannya. 

Maka suami isteri yang tidak dapat dipisahkan setan untuk bercerai adalah pemenang sejati.

Maka anak-anak dan keluarga dekat yang berusaha merukunkan bapak ibunya atau anggota keluarganya agar tidak bercerai adalah pemenang hakiki.

Maka konselor, ustadz, rohaniawan, mediator, dan hakam (hakim) yang berhasil menengahi konflik yang ada di antara suami isteri agar tidak bercerai adalah pahlawan bangsa.

Maka berusahalah sekuat tenaga untuk memenangkan pertempuran terbesar ini! [Sumber Group Ketahanan Keluarga Gamais Bersama Ust. Satria Hadi Lubis]