Satria Hadi Lubis, Di Mana Tingkat Motivasimu?

Ust. Satria Hadi Lubis

Motivasi adalah dorongan yang kuat untuk melakukan sesuatu. Motivasi muncul ketika ada kebutuhan yang ingin dituju.

Bukan rahasia lagi, bahwa kesuksesan dan kebahagiaan seseorang ada hubungannya dengan tingkat motivasinya, yang bisa dibagi pada tiga tingkatan :

1. Motivasi Eksternal

Hal ini terjadi jika seseorang termotivasi karena materi yang datang dari luar dirinya (eksternal). Misalnya, baru semangat bekerja apabila ada uangnya, atau ada penghargaan dan pujian dari orang lain. Sebaliknya, menjadi tidak semangat bila tidak ada uangnya atau jika dicela orang lain. Ini motivasi yang umum pada kebanyakan orang dan ini adalah motivasi tingkat terendah karena plin plan dan rentan untuk melanggar nilai-nilai moral (bersifat pragmatis).

2. Motivasi Internal

Motivasi ini terjadi jika seseorang mengejar kepuasan atau kebanggaan diri. Mereka tidak menjadikan materi sebagai kebutuhan utamanya, tapi mengejar passion-nya (istilah anak muda : "gue banget"). Abraham Maslow, pakar motivasi, menyebutkan motivasi ini sebagai Self Actualization.

Motivasi ini lebih baik daripada motivasi eksternal karena lebih stabil. Tak peduli ada materinya atau tidak, ada pujian atau cacian tetap termotivasi selama memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya. 

Namun motivasi internal rentan dengan munculnya sifat narsis dan sombong karena merasa dirinya hebat, serta kurang peduli dengan kepentingan orang lain dan nilai-nilai moral (karena hanya mengejar kepuasan diri).

3. Motivasi Ikhlas

Inilah motivasi tertinggi dan mulia karena hanya mengharapkan ridho Allah 'azza wa jalla (ikhlas). Tak akan lekang oleh situasi lingkungan atau perasaan pribadi (suka atau tidak suka). Tak akan terbang oleh pujian dan tak akan tersungkur oleh cacian. Tegak lurus hanya memandang "wajah" Allah semata.

"Dan dari manapun engkau keluar, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya itu benar-benar ketentuan dari Tuhanmu. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan" (Qs. 2 ayat 149).

Motivasi ikhlas membuat pelakunya tak akan kehabisan tenaga dan ide, tidak akan pernah lelah dan putus asa untuk mencapai cita-cita yang ia yakini sesuai dengan ridho Allah SWT. Bahkan ia rela mengorbankan segala sumber daya yang dimilikinya, termasuk nyawa sekalipun, untuk berjuang mencari ridho Allah, seperti yang dilakukan para pahlawan Islam di sepanjang jaman.

"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya"(Qs. 2 ayat 207).

Prinsip hidupnya berubah menjadi al jihadu sabiluna (bersungguh-sungguh jalan hidup kami) untuk kemaslahatan dan rahmat semesta alam. 

Jika pun tidak berhasil mencapai cita-citanya, ia tetap bahagia dan sukses karena sudah berusaha maksimal dan yakin diridhoi Allah SWT. Lalu jika berhasil mencapai cita-citanya, ia tak besar kepala dan lupa kepada Allah yang telah memberikan kekuatan kepadanya (Laa haula walla quwwata illa biLlah).

Hidupnya bahagia sebelum, ketika dan setelah mencapai cita-citanya, seperti bahagianya para pahlawan, para mujahid dan para nabiyullah ajma'in yang yakin ada imbalan surga sebagai imbalan tertinggi untuknya.

Lalu, dimanakah tingkat motivasimu...wahai diri?