Tetesan Embun Sya'ban

Ahlan wa Sahlan

Bulan Istighfar, Taubat, Perbanyak Sedekah dan Bersalawat kepada Nabi

طوبى لمن أصلح نفسه قبل رمضان

"Keberuntungan bagi seseorang yang memperbaiki diri sebelum datangnya Ramadhan"

Sadari diri bahwa kita ini makhluk lemah, banyak kekurangan, kelemahan, kesilafan dan kesalahan, bahkan bergelimang berlumur dosa, suka lalai, melanggar aturan, berpaling bahkan menantang pongah serta sombong kepada Allah, enggan taat, ogah ibadah, doyan dosa, senang bermaksiat. 

Astaghfirullah."Jangan lupa beristighfar di setiap kesempatan.”

Setiap hari, kita pasti berinteraksi dengan orang lain. Di rumah, di tempat kerja, di sebuah rapat, di perjalanan dinas, sampai ngobrol ringan diselipkan candaan dengan orang lain. Kadang terbersit di dalam hati rasa sombong, pamer, mau menang sendiri, atau keburukan lain yang mungkin tak sengaja kita lakukan. Perbanyaklah istighfar, di setiap jeda waktu yang ada.

Dalam satu riwayat, Nabi ﷺ  yang ma’shum saja beristighfar sampai 100 kali dalam sehari (Muslim: 4870). 

Orang yang beruntung dan mendapatkan kemenangan hakiki selalu merasa dirinya banyak dosa, dan merasa banyak kekurangan sehingga dia terus terdorong memperbaiki diri dengan minta pertolongan dan bimbingan dari Allah Swt.

Kita ini tidak berdaya dan tidak punya kekuatan apapun melainkan kekuatan dan pertolongan Allah Swt.

Kita datang ke dunia hanya dengan modal tangis, jangankan harta, akalpun tak punya

Tapi bisa hidup... karena ada YANG Menghidupkan ....

 Syukuri apa yang sudah diberi NYA , dan pelihara apa yang dititipkanNYA .....

Kita manusia adalah hamba Allah yang dicipta, dan kita bukan siapa-siapa. Kita butuh Allah, karena Allah Tuhan Alam Semesta, Sang Khalik Pencpita semuanya.

Siapapun berawal dari tiada menjadi ada, dari lemah lalu dikuatkan, dan dari tak berdaya menjadi berdaya. Dengan idzin Allah kita hidup dan menikmati segala fasilitas hidup yang sudah tersedia. Nikmat mana lagi yang didustakan. 

Sebgai seorang hamba mestinya menyadari dirinya banyak terdapat  keterbatasan dan kelemahan. 

Kita beribadah,  karena kita diperintah untuk beribadah kepadaNya. Menjalankan kewajiban yang semestinya kita lakukan. Tugas kita beribadah menyembah Allah Swt. 

Kita ini berusaha taat, karena kita ingin mendapatkan keridhaan, petunjuk, bimbingan serta pertolongan dari Allah Swt. dan mendekatkan diri kepada Nya

Para Nabi, Sahabat, dan Salafush shalih adalah orang-orang mulia, banyak diantara mereka yang dijamin masuk surga namun mereka tetap taat dan getol beramal shaleh, kita tidak bisa menyamai apalagi menandingi amalan mereka. Namun ketahuilah bahwa mereka selalu merasa banyak kekurangan dan kesalahan, tidak mersa diri hebat, dan tidak merasa dirinya suci. 

Kita beribadah, bukan merasa diri ini suci, tapi ibadah yang kita lakukan adalah sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah Swt. 

Merasa diri ini hebat dan merasa diri suci adalah sebagai bentuk atau wujud kesombongan kepada Allah Swt dan ini adalah perbuatan dosa besar yang harus kita hindari dan kita jauhi.

Ada banyak dampak buruk dari dosa, salah satunya dosa dapat menjadikan kita terasa berat dan malas menjalankan ibadah dan berbagai amal shalih.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan :

"Jika punggung telah berat memikul dosa-dosa, maka hati akan terhalangi untuk berjalan menuju Allah dan anggota badan juga akan terhalangi untuk bangkit melaksanakan ketaatan kepada-Nya". (Bada'iut fawaid 3/332)

Karena itulah para ulama memberikan nasehat kepada kita semua, ketika menjelang bulan Ramadhan agar kita mempersiapkan diri dengan memperbanyak taubat, istighfar dan doa.

Sebab meski bulan Ramadhan semua ibadah dilipat gandakan pahalanya, namun tidak semua orang yang bertemu dengan bulan Ramadhan akan bersemangat melakulan ibadah. Hal itu karena tumpukan dosa yang membelenggu dirinya.

Syaikh Muhammad bin Muhammad Mukhtar As-Syinqity hafidzahullah pernah ditanya tentang nasihat menyambut Ramadhan.

“Wahai Syaikh, dengan amalan apa Anda menasehati saya dalam menyambut datangnya musim ketaatan ?”

Syaikh menjawab,

"Sebaik-baik amalan yang dapat dilakukan dalam menyongsong datangnya musim ketaatan adalah memperbanyak istighfar. Sebab dosa akan menghalangi seseorang dari Taufiq Allah (untuk melaksanakan ketaatan. pent)."

Kemudian beliau melanjutkan, tidaklah hati seorang hamba selalu beristighfar melainkan ia akan disucikan, 

Bila ia lemah, maka akan dikuatkan,

Bila ia sakit, Maka akan disembuhkan,

Bila ia diuji, Maka ujian itu akan diangkat darinya,

Bila ia kalut, Maka akan diberi petunjuk,

Dan bila ia risau, Maka akan diberi ketenangan,

Istighfar merupakan benteng pengaman yang tersisa untuk kita (dari adzab Allah) sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Maka hendaknya kita jangan tinggalkan untuk senantisa Istighfar.

Karena Istighfar tersebut dapat :

Membersihkan hati

Menguatkan hati

Membersihkan jiwa

Menguatkan jiwa


Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

“Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan amalan ini, yaitu memperbanyak istighfar, maka Allah akan mempermudah rezekinya, memudahkan urusannya dan menjaga kekuatan jiwa dan raganya”. [Lihat. Tafsir Surat Huud : 52]

Karena itu mari kita sambut bulan musim ketaatan Ramadhan dengan memperbanyak taubat, istighfar dan doa. Dengan demikian semoga Allah memberikan kita kekuatan, kemudahan dan ke istiqomahan.

Mari kita bertaqwa kepada Allah ﷻ serta menyambut bulan yang mulia (Ramadhan) dengan bertaubat dari semua dosa-dosa dengan taubat yang benar". (Majmu Al Fatawa 15/51).

Semoga bermanfaat. 


Demikian,

Armadodi


Wallahu a'lamu bish-showab wal ilmu Indonesia. Semoga bermanfa'at

Untuk Hidup kita lebih mudah dan berkah, jangan lupa 𝚂𝚎𝚍𝚎𝚔𝚊𝚑