Baru Tau! Ternyata Ada 5 Seni Mendidik Anak Dalam Bingkai Islami

Oleh Agung Nursidik, M.Pd (Konsultan Pendidikan, Terapis Anak Kecanduan Game)

Pada hakekatnya anak-anak yang kita miliki adalah karunia dan titipan dari Allah Subhanahu Wata'ala. Selayaknya karunia dan titipan itu harus dijaga sebaik mungkin, karena kelak sang pemiliknya akan memintai pertanggung jawaban tersebut.

Sebagai bentuk tanggung jawab dan amanah atas karunia tersebut, maka bukan hanya sebatas membesarkan dan mengasuhnya hingga mencapai usia dewasa. namun yang paling penting adalah memberikan bekal ilmu agama agar anak tersebut selalu terjaga fitrahnya, sebagaimana hadits Rasulullah SAW :

Dari Abi Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari Muslim)

Begitu juga dalam Firman Allah Subhanahu Wata'la dalam QS. Ar-Rum: 30

"(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah”. (QS. Ar-Rum : 30 )

Karena pendidikan adalah proses, maka ukurannya tidak semata dari nilai yang diperoleh. tetapi justru dilihat dari proses yang dilalui untuk memperoleh nilai tersebut dan juga kolerasi antara nilai dan implementasinya.

Selain itu mendidik anak bukan hanya tugas sekolah/lembaga pendidikan, justru yang paling penting pendidikan diawali dari orang tua dan lingkungan keluarga. Maka dari itu orang tua memiliki peran utama dan sangat menentukan dalam memberikan pendidikan di rumahnya sejak dalam alam rahim.

Berikut ini 5 seni mendidik anak dalam bingkai Islami :

1. Mengajarkan Tauhid 

Tauhid adalah landasan utama dalam islam, maka dari itu wajib ditanamkan sejak dini. Sebagaimana Luqman telah mengajarkan tauhid kepada anaknya yang tertera dalam Al-Qur'an surat Luqman : 13 

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Artinya:

"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, "Wahai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah, sesungguhnya kesyirikan itu merupakan kezaliman yang besar." (QS. Luqman: 13).

Janganlah bosan dan berhenti dalam mengajarkan tauhid kepada anak-anak, karena tidak jarang mereka mendapatkan pengaruh negatif yang dapat melunturkan ketauhidan yang sudah diajarkan.

2. Mengajarkan Adab dan Akhlaq

Dalam islam adab dan akhlaq menjadi pondasi utama dalam berinteraksi dengan lingkungannya, maka perlu diajarkan sejak dini.

Keluarga merupakan tempat pertama dalam memperoleh sesuatu, salah satunya adab dan akhlak yang dapat dijadikan pondasi bagi anak dalam berinteraksi dengan lingkungan mereka nantinya.

Ada banyak macam adab, etika, dan akhlak yang dapat diajarkan pada anak. Misalnya adab dan akhlak kepada Allah SWT (tidak berlaku syirik), adab dan akhlak kepada Rasulullah (melaksanakan sunah-sunahnya), serta adab dan akhlak kepada sesama manusia.

3. Mengajarkan Ibadah

Ibadah seperti sholat, shoum, tilawah Qur'an dan lain-lain memang diwajibkan bagi yang sudah baligh, namun juga sangat penting untuk diajarkan dan dikenalkan kepada anak-anak sejak dini.

Mengenalkan mengapa harus beribadah, tata cara beribadah, manfaat ibadah dan seterusnya perlu diajarkan, karena pada usia anak-anak adalah momentum yang sangat baik untuk diajarkannya.

Mengenalkan ibadah kepada anak juga dapat diberikan dengan contoh-contoh yang diberikan oleh orang tua setiap hari sesuai tuntunan dari Rasulullah SAW

Allah Subhanau Wata'ala berfirman dalam Qur'an surat Al-Ahzab : 21

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Artinya:

"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah"(QS. Al-Ahzaab: 21).

Jika anak-anak diajarkan kebiasaan ibadah yang baik dan benar sejak dini, maka akan terbawa sampai mereka tumbuh besar.

4. Bersikap Lemah Lembut Sekaligus Tegas

Dalam memberikan pendidikan baik tauhid, adab dan ibadah orang tua perlu bersikap lemah lembut, karena fitrah anak-anak adalah membutuhkan kasih sayang dan perhatian. Namun perlu ada kalanya dapat bersikap tegas apabila anak-anak melakukan kesalahan atau pelanggaran tentang ajaran yang sudah diberikan, karena hakekatnya mereka perlu berulang-ulang untuk terus diingatkan.

Selain dituntut bisa menjadi pemimpin bagi anak, orang tua bisa juga menjadi teman yang penuh kasih sayang bagi buah hati. Misalnya mengajak bermain, bercanda, dan mencium sebagai bentuk kasih sayang.

5. Bersikap Adil

Orang tua harus bersikap adil kepada semua anak-anaknya. Terkadang, tak sedikit orang tua yang memiliki sikap yang berbeda pada salah satu atau sebagian anak dibandingkan anak-anak lainnya, baik dalam hal materi maupun non materi.

Padahal sikap seperti itu tidak mencerminkan atau tidak memberikan contoh yang baik pada anak sebab akan ada anak yang merasa tidak disayangi dan tersisihkan. Dikisahkan dari Nu'man bin Basyir, bahwa bapaknya (Basyir bin Sa'ad) telah memberikan seorang hamba sahaya, kemudian disampaikan kepada Rasulullah SAW.

Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada Basyir: "Apakah seluruh anakmu engkau berikan sama seperti ini?" Basyir menjawab, "tidak." Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Kembalikanlah!" (HR. Bukhari & Muslim)