Pertahankan Permainan Tradisional SDIT Darul Maza Adakan Kegiatan Kaulian

Jatisari (12/10)-Kini kemajuan teknologi semakin hari semakin terbaharukan. Efek kemajuan teknologi memberikan sinergi baru, sehingga berbagai kebutuhan dapat dimulai dengan mencari di situs internet atau aplikasi yang terdapat pada gadget. Teknologi yang semakin update memberikan pengaruh sosial, diantaranya pengguna dapat memberitahukan kegiatan yang sedang dilakukan, lokasi tempat yang dituju, memberikan informasi di mana kita berada. Kemajuan teknologi memberikan wadah baru bagi anak-anak untuk menghilangkan rasa bosan dan mengisi waktu kosong.


Penggunaan gadget yang berlebihan dapat dirasakan pada semua kalangan usia. Efek dari
penggunaan yang berlebih dapat memengaruhi kondisi psikis seseorang. Tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, namun dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan mental. SDIT Darul Maza merupakan salah satu sekolah yang mempunyai misi dan visi terhadap akhlaq anak-anak, maka concern yang diberikan tidak hanya kepada kemampuan secara pengetahuan namun juga sikap islami. Dalam menyelesaikan permasalahan anak terhadap penggunaan gadget yang berlebihan, SDIT Darul Maza membuat kegiatan berjudul ‘Kaulinan’ yaitu singkatan dari Kreatif, Aktif, Unggul, Lincah dan Kebersamaan.


Kaulinan tidak hanya untuk memenuhi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
pada kurikulum merdeka. Tetapi Kaulinan merupakan ajang untuk mengenali permainan
tradisional dan makanan tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Acara Kaulinan berlangsung Kamis (29/09/2022) di lapangan SDIT Darul Maza. Pada acara Kaulinan yang dihadiri oleh Kadisdik Kota Bekasi Dr. H. Inayatulah, M.Pd, Pengawas Dinas Pendidikan H. Supyanto, M.Pd, Kabid Kurikulum SIT Darul Maza dan Kasie SMP Dinas Pendidikan Kota Bekasi Drs. Samsu, M.Pd dan Kepala Sekolah SDIT Darul Maza Rince Wiki Utami, S. Th.I, M.Pd.


Permainan tradisional yang terdapat di Indonesia sangat banyak maka dengan itu SDIT
Darul Maza bekerja sama dengan Pusat Kajian Mainan Rakyat yang berasal dari Bandung yaitu Komunitas Hong sebagai nara sumber kegiatan ini. Permainan yang diperkenalkan selalu diiringi dengan suara musik tradisional agar suasana bermain lebih mengasyikan. Permainan yang dimainkan kebanyakan berbahan kayu dan daun. Misal, gangsing kayu, bakiak batok, bedil jepret, bobonekaan, dan perahu-perahuan.


Kepala Sekolah SDIT Darul Maza, Rince Wiki Utami, mengatakan, “Memang hari ini
spesial, kegiatan baru setelah SDIT Darul Maza mengikuti Program Sekolah Penggerak. Kegiatan ini merupakan proyek penguatan profile pelajar pancasila (P5), yang di dalam proyek P5 terdapat 4 tahap. Tahap pengenalan, tahap kontekstual, tahap aksi dan tahap refleksi, dan acara hari ini merupakan tahap kontekstual yang menghadirkan narasumber ahli dibidangnya.” ungkapnya dalam sambutan acara.


Pada acara Kaulinan, Kepala SDIT Darul Maza membuat lagu untuk memeriahkan
kegiatan P5 tersebut. Lagu yang ditulis berjudul ‘Kaulinan’. Pada pembukaan acara, lagu tersebut pertama kali diperdengarkan kepada siswa-siswi. Menurut Ara siswi kelas 3 Al-Maarij, lagu kaulinan sangat bagus dan menurut Ara dia sudah hafal Sebagian lirik lagu ‘Kaulinan’.


“Acara Kaulinan seru banget, permainannya seru banget, makanan tradisionalnya juga ada cireng, cilok, jajanan jadul kayak permen cokelat. Aku juga dapat souvenir mainan baling-baling.” ungkap Farabi siswa kelas 2 Al-Qomar.


Acara Kaulinan memberikan dampak positif bagi anak-anak. “Kaulinan merupakan salah
satu acara untuk membudidayakan permainan tradisional, saya berharap apa yang sudah dilakukan oleh Darul Maza dapat menjadi inspirasi bahkan diikuti oleh sekolah lainnya di Kota Bekasi”ujar Inayah (kepala dinas pendidikan kota Bekasi)

Pengawas sekolah pun, menyampaikan,”Sayajuga berharap permainan tradisional yang sudah diperkenalkan ke anak-anak tidak hanya sporadis tapi juga dapat menjadi bagian dari perubahan karakter baik” ungkap Supyanto (pengawas SD kota Bekasi)


Sehingga diharapkan oleh orangtua juga guru, Kegiatan kaulinan ini, bagi anak-anak tidak
hanya mengenal permainan di dalam aplikasi gadget tetapi juga mengetahui asyiknya bermain permainan yang biasa dimainkan oleh orang-orang terdahulu sebelum mereka hadir berpuluh tahun lalu dan masih dibudidayakan hingga sekarang. Harapan Komunitas Hong adalah agar permainan yang dimainkan saat acara Kaulinan dapat dimainkan anak-anak di sekolah maupun di rumah agar tak punah dimakan zaman. [@Aisyah]