Tahukah Anda, Siapa Para Penemu Ilmu Kimia?

Tahukah anda bahwa ranah kimia sebagai sebuah cabang ilmu merupakan hasil pengembangan para ilmuwan muslim yang mengembangkan dari mitos-mitos Yunani dan Mesir kuno. Fakta ini setidaknya diakui oleh Will Durant dalam bukunya The Story of Civilization IV: The Age of Faith. Dia menulis bahwa ilmu kimia merupakan ilmu yang murni ditemukan oleh ilmuwan muslim.


Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa bangsa Yunani hanya memiliki andil sedikit sekali dalam perkembangan ilmu kimia karena mereka hanya membatasi kajian ilmu kimia pada pengalaman pengerjaan barang industri dan hiptesis-hipotesis kimiawi yang simpang siur bercampur dengan mitos.
 

Sebaliknya, para ilmuwan muslim telah memperkenalkan observasi yang tepat, eksperimen terkendali dan pencatatan data secara teliti dalam kajian alemi. Bahkan, kata alchemy sendiri menurut Durant berasal dari bahasa Arab. Durant memuji-muji ilmuwan Islam sebagai penemu perangkat tabung labu alembic, orang pertama yang menganalisis berbagai substansi kimiawi,orang-orang yang pertama kali bisa membedakan antara alkali dan asam dan sifat-sifat turunannya, serta pihak pertama yang mepelajarai dan membuat ratusan jenis obat-obatan berbahan kimia.


Berbagai penemuan oleh ilmuwan muslim menegaskan peran mereka sebagai penerus sekaligus pengembang ilmu alkemi warisan bangsa Mesir dan Yunani kuno. Bahkan penemuan-penemuan mereka yang tidak disengaja merupakan hasil dari penggunaan metode-metode eksperimen paling ilmiah pada abad pertengahan. 


Lebih jauh, dalam The Making of Humanity, seorang Robert Brifault memuji para ilmuwan muslim yang berjasa besar dalam menyebarkan ilmu alkemi, ilmu mistis yang dulu merupakan ilmu rahasia para pendeta kuil Mesir kuno. 


Berkat merekalah, ilmu alkemi tidak lagi semistis seperti di zaman kuno. Beberapa kalangan juga menganggap Jabir bin Hayyan atau Gabber (hidup sekitar abad ke-9) sebagai Bapak Ilmu Kimia, karena beliaulah   orang pertama yang memperkenalkan metode eksperimen, tabung kimia, proses kristalisasi, proses pemurnian, dan oksidasi.


Ilmuwan Arab muslim jugalah yang pertama kali menemukan proses penyulingan, sublimasi, dan filtrasi. Proses penyulingan memang sudah tidak asing lagi bagi bangsa Babilonia, Yunani dan Mesir. Namun, para ahli kimia dari masa keemasan Islam telah membuat kemajuan yang luar biasa dalam mengembangkan dan menemukan variasi teknik penyulingan.


Nama sekaligus zat alkohol, asam nitrat dan asam sulfur merupakan murni temuan ilmuwan muslim. Sebelum itu, para ilmuwan kuno hanya mengenal satu jenis asam yakni cuka. Ilmuwan muslim jugalah penemu alkali, garam merkuri, unsur logam antimony, bismuth serta peletak dasar-dasar penelitian dalam ranah kimia dan fisika pada masa-masa berikutnya. [dikutip dari buku “Sumbangan-Sumbangan karya Sains Super Dahsyat Islam Abad Pertengahan” : Karya Diyan Yulianto & MS. Rohman]