Nama Ilmuwan Muslim Pada Formasi Kawah di Bulan

Tahukah anda bahwa 24 dari 672 kawah yang ada dipermukaan bulan dinamai sesuai dengan nama duapuluh empat tokoh muslim kenamaan yang dianggap telah berjasa besar bagi perkembangan peradaban dunia. Sebagaimana yang telah kita ketahui, permukaan bulan tidaklah sehalus seperti yang terlihat dari bumi. Permukaan bulan dipenuhi dengan bopeng-bopeng atau kawah yang terbentuk akibat hantaman meteor dan benda-benda langit lainnya yang jatuh ke bulan.

Bentukan-bentukan bopeng raksasa itulah yang kemudian disebut formasi kawah di bulan yang penamannya ditentukan pada Konferensi Internasional Astronomical Union tahun 1935, 1970, 1976. Dari 672 formasi kawah yang ditemukan di bulan, 609 formasi diberi nama sesuai dengan nama tokoh-tokoh besar yang dianggap berjasa dalam peradaban dunia, sementara sisanya berasal dari penamaan terrestrial.

Teknik penamaan kawah di bulan ini awalnya dicetuskan oleh Johannes Baptista Riccioli (1598-1671), seorang professor bidang astronomi dan filsafat di Bologgna pada tahun 1651. Ia menyusun karya konfrehensif dalam bidang astronomi, The Almagestum Novum, yang dilampiri sebuah peta bulan yang lengkap. Ia menamai formasi-formasi kawah bulan tersebut dengan nama-nama para tokoh terkenal abad pertengahan, sepuluh formasi diantaranya sesuai nama tokoh muslim terkenal.

Dari ke-24 nama kawah bulan tersebut, diantaranya :

Azophi (as-Sufi) digunakan untuk menamai rangkaian gunung berbentuk cincin yang terdapat pada koordinat 22oLS dan 13oBT. Nama ini diambil dari nama Abdur Rahman as-Sufii (lahir 903 M). Arzachel (az-Zarqali) dikoordinat 18oLS dan 2oBB, sesuai nama Abu Isqaq Ibrahim bin az-Zarqali (lahir 1028 M). Formasi Geber (Jabir bin Aflah), sebuah permukaan bulat dan datar yang terdapat pada koordinat 19oLS dan 14oBT. Jabir bin Aflah (w.1145 M) juga merupakan seorang Arab Spanyol dan orang pertama yang merancang celestial sphere (tiruan bola langit) yang bisa dibawa ke mana-mana. Formasi-formasi lain diantaranya adalah Messala (Ma-Sha Allah al-Basri). Almanon (al-Ma’mun).  Alfraganus (al-Farghani). Albategnius (al-Battani). Thebit (Tsabit bin Qurrah). Alhazen (al-Hasan bin al-Haytsam), nasireddin (Nasir ad-Din at-Tusi), Alpetragius (al-Bitruji), Ibnu Firnas, Avicenna (Ibnu Sina) dan Ulugh Beg.

Penamaan ini membuktikan bahwa para ilmuwan muslim memiliki sumbangsih yang besar dalam upaya pengamatan dan pengembangan ruang angkasa sehingga nama-nama besar mereka turut diabadikan pada formasi-formasi kawah di bulan. [dikutip dari buku “Sumbangan-Sumbangan karya Sains Super Dahsyat Islam Abad Pertengahan” : Karya Diyan Yulianto & MS. Rohman]