Mengubah si Bengis Menjadi Religius, Dunia Berutang Budi Pada Umat Islam

 Dunia sungguh berutang budi besar pada umat Islam yang berhasil menghalau pasukan bengis ini, baik secara fisik maupun mental.....

Tahukah anda dua invasi paling merusak dalam peradaban manusia? Invasi pertama adalah serangan bangsa Tar-Tar yang dipimpin oleh Attila The Hun tahun 445. Serangan yang dilakukan secara sistematis dan terkoordinasi ini begitu dahsyatnya hingga berhasil memporak-porandakan kerajaan-kerajaan Eropa Timur dan Tengah sehingga sejauh wilayah Perancis kini.


Invasi kedua yang tidak kalah dahsyat dan kejamnya adalah invasi bangsa Mongol yang dipimpin oleh Jengis Khan dan anak turunannya yang dimulai sejak tajun 1206. Hampir-hampir tidak ada peradaban pun di Asia Tengah, Timur Tengah dan Eropa Timur yang selamat dari kekejian pasukan Mongol ini. Mereka benar-benar mengubah kota-kota indah menjadi puing-puing reruntuhan. Mulai dari kerajaan Cina, Rusia, Kekhalifahan Islam di Baghdad, kerajaan-kerajaan di Asia Tengah, di Eropa Timur, Hungaria, hingga Jerman; hampir seluruh kerajaan di daratan Eurasia tunduk dan bertekuk lutut.


Setelah menaklukan Cina (tahun 1211-1216), mengalahkan Rusia dan sebagian Eropa Timur (1235-1241), pasukan Mongol kemudian memporak-porandakan kota-kota penting dan pusat kekhilafahan Islam di Baghdad tahun 1258. Di Bukhara, mereka mengubah masjid menjadi kandang kuda, merobek, dan menginjak-injak mushaf al-Qur’an, membakar perpustakaan, merobohkan rumah sakit dan unversitas, merusak sistem irigasi berusia ribuan tahun peninggalan masa Mesopotamia. Hal yang sama juga terjadi di kota-kota Islam seperti Samarkand, Balkh, dan paling tragis di Baghdad.
Sungguh, sejarah belum pernah menyaksikan tindakan sesadis dan sebiadab pasukan Mongol yang menghancurkan kota-kota dan peradaban maju hingga porak-poranda begitu rupa. Konon, laju perkembangan peradaban manusia menjadi terhenti selama beberapa kurun waktu akibat lenyapnya berbagai ilmu pengetahuan yang tersimpan diperpustakaan Baitul Hikmah. Ribuan buku dan manuskrip ilmu pengetahuan mereka anggap sampah yang pantas dihanyutkan di sungai Trigis. Buku-buku berharga tulisan para ilmuwan Islam yang tak ternilai malah ditumpuk-tumpuk untuk digunakan sebagai jembatan menyeberangi sungai Trigis agar pasukan kejam ini bisa mencapai sisi sebelah barat sungai.


Entah apa jadinya bila pasukan Mongol ini sampai menyerbu Eropa. Dunia sungguh berutang budi besar pada umat Islam yang berhasil menghalau pasukan bengis ini, baik secara fisik maupun mental. Secara fisik, serangan bangsa Mongol kearah barat menuju Mesir dan Mediterania berhasil dihalau oleh pasukan Dinasti Mamluk tahun 1260 yang dipimpin oleh Saifudin Al-Qutuz sebagai pemimpin pasukan dan sultan ke 3. . Hulagu Khan pemimpin Mongol mengirim utusan ke Qutuz dan meminta Qutuz menyerah saja daripada dihancur leburkan dan dibantai seperti yang dialami kaum muslimin di Baghdad, Iraq pada tahun 1258 akan tetapi hal ini ditolak olehnya. Utusan yang dikirim oleh Hulagu Khan dibunuh dikarenakan kedatangannya tersebut tidak semata-mata menyampaikan pesan ke Saifuddin Qutuz melainkan sebagai mata-mata Kerajaan Mongol, dan dengan segera Saifuddin Qutuz mempersiapkan pasukan untuk menghadapi serbuan bangsa Mongol yang terkenal ganas, buas dan tak kenal belas kasihan itu.

 
Seandainya pasukan Islam tidak menghadang mereka, kemungkinan seluruh wilayah peradaban utama dunia seperti Roma, Bizantium, Mesir, Andalusia, dan Eropa Barat juga turut musnah oleh serangan brutal bangsa Mongol. 


Secara mental, ajaran Islam berperan besar dalam mengubah tabiat bangsa Mongol yang keras, beringas, brutal, dan suka merusak menjadi bangsa yang beradab, berpendidikan, pelindung seni, dan ilmu pengetahuan. Berkat peran para juru dakwah yang menyeru bangsa Mongol dengan Tarekat Naqsyabandiyah dan ajaran-ajaran sufisme, pasukan Mongol perlahan mulai melembut hatinya.
Sekali lagi, inilah kehebatan Islam. Setelah peradaban hancur luluh, Islam kembali bangkit dari puing-puing reruntuhan dan mendapatkan wilayahnya kembali. Wilayah imperium Mongol yang luas malah menjadi tempat persebaran ajaran Islam yang dibawa oleh pasukan Mongol. Bukan dengan kekuatan senjata, namun melalui ajaran-ajaran yang baik serta peringatan yang ramah. Islam tersebar dengan cepat tersebar di wilayah Asia Tengah, sebagian Rusia, Siberia, Mongolia hingga Cina barat daya.


Di bawah ajaran Islam, bangsa Mongol tumbuh menjadi pemeluk Islam yang taat dan berkontribusi dalam berbagai proyek pembangunan, seperti Masjid Jami Yazd di Iran yang sangat indah. Sejumlah keturunan Timur lenk (pewaris kebiadaban Jengis Khan) malah menjadi pendukung dan pelindung ilmu pengetahuan seperti Ulugh Beg (1409/1447-1449). Ulugh Beg merupakan raja paling berpendidikan pada masanya. Dia memerintahkan pembangunan sebuah madrasah dan sebuah observatorium bintang yang sangat terkenal. Keturunan-keturunan mereka selanjutnya juga berhasil menaklukan kerajaan-kerajaan Hindu di India dan mendirikan Dinasti Mughal yang terkenal. Bangunan Taj Mahal itu sebagai buktinya. [dikutip dari buku “Sumbangan-Sumbangan karya Sains Super Dahsyat Islam Abad Pertengahan” : Karya Diyan Yulianto & MS. Rohman]