Cara Menjaga Diri Dari Maksiat Dalam Islam

 


Sebagaimana yang sudah kita ketahui bahwa perbuatan maksiat merupakan tindakan manusia  yang melanggar hukum moral yang bertentangan dengan perintah Allah. Bahkan, perbuatan maksiat dapat melemahkan dan memutuskan jalan menuju Tuhan. Kenapa ? karna dengan melakukan maksiat dapat membuat seorang individu untuk berbuat suatu hal yang akan condong kepada kemungkaran. Dan perbuatan maksiat mempunyai ciri – ciri intristik yaitu dapat menghasilkan kepuasan diri, mengasikkan serta nikmat sehingga dapat membuat seseorang individu senang dan mungkin bisa kecanduan dalam berbuat maksiat yang keterusan. Seperti contoh zina dapat meyebabkan kecanduan psikologi. 


Di zaman yang sekarang ini, perbuatan maksiat telah merajalela, bahkan maksiat itu sudah menjadi hal yang biasa. Dan banyak manusia yang terjerumus dalam lembah kemaksiatan tersebut.sebenarnya seluruh manusia pasti memilki dosa, sehingga tidak heran jika manusia sulit untuk menhidarkan diri dari kemaksiatan. Sebagaimana Rosullulah SAW bersabda “ Seluruh anak Adam berdosa, dan sebaik – baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.” ( HR. Ibnu Maajah ) 


Dan Nabi Muhammad Rosullulah SAW bersabda “ Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas diri anak keturunan Adam bagiannya dari zina. Dia menegtahui yang demikian tanpa di pungkiri. Mata bisa berzina (yang diharamkan), zina telinga adalah mendengar (yang diharamkan), lidah (lisan) bisa berzina, dan zinanya adalah oerkataan (yang diharamkan). Tangan bisa berzina dan zinannya adalah memegang (yang diharamkan). Kaki bisa berzina, dan zinanya adalah ayunan langkah (ke tempat yang haram).” (HR.Bukhari dan Muslim) 


Walaupun seperti itu, umat Islam hendaknya dapat mejaga diri dari mereka agar terhindarnya dari perbuatan – perbuatan yang dilarang Allah. Sebab jika tidak maka akan sangat merugikan di dunia maupun akhirat. Dan manusia merupakan mahluk hidup yang paling sempurna di sisi Allah, namun di sisi lain manusia akan menjadi hina disisi Allah, jika ia sendiri menenggelamkan dirinya dalam perbuatan maksiat.  


Menurut ajaran Islam orang yang semacam ini lebih hina dari binatang, karena ia diberikan mata oleh Allah namun tidak digunakan untuk melihat ayat – ayat Allah namun tidak digunakan untuk mendengarkan firman Allah. Secara tegas, ajaran Islam telah memberitahu bahwa suatu kerugian bagi manusia yang melakukan maksiat yaitu menjadi penghalang untuk memperoleh ilmu pengetahuan, sehingga terhalangnya ketaatan kepada Allah, menyebabkan seseorang menjadi hina, hilangnya rasa malu, mendapat akhir hidup yang buruk, hati menjadi keras, menghilangkan berkah, membuat hati menjadi sempit, mendapatkan laknat dan siksa Allah di akhirat.


Dan Al-Qur'an telah banyak menceritakan berbagai kejadian dan bahaya yang ditimbulkan dari perbuatan maksiat. Cerita tersebut bukanlah sesuatu yang dibuat – buat atau lamunan, apalagi cerita bohong untuk cuma menakuti – nakuti  manusia, namun ia benar – benar terjadi dan menjadi tragedi bagi umat manusia. 


Diantaranya adalah banjir besar yang mencapai puncak gunung pada masa Nabi Nuh AS yang menjadikan peghuni bumi karam tenggelam, angin puting beliung yang berhembus keras membanting kaum ‘Ad hingga semua mati bagaikan pelepah kurma yang berguguran, Guntur dahsyat yang mematikan kaum Tsamud, hujan batu di negri Sodom pada kaum Nabi Luth yang membinasakan semua penghuninya, awan azab berupa mega naungan yang ketika turun bagaikan api yang membakar kaum Syu’aib, tenggelamnya Fir’aun dan menghacurkan orang – orang yang digambarkan dalam surah Yasin.
Dan sebaiknya kita sebagai hambanya Allah bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah dan semoga kita termasuk umat yang mendapat Ridho-Nya.    [@Alisa Nur Safita, Mahasiswi Uhamka]