Ust. Rasyid : Guru, di Pundakmu Lahirlah Generai yang Cinta Negeri


JSIT Kota Bekasi-Pesan yang begitu mendalam disampaikan oleh pembicara Workshop Bina Pribadi Islam (BPI) di Hotel Bunga Karang jln. Kartini Margahayu Bekasi Timur, kepada seluruh kepala sekolah, wakasek dan guru PAI yang hadir pada acara tersebut. Ust. Ahmad Rasyid Ridha, S.Pd.I,M.PI yang sekarang sedang menyelesaikan Doktoral di UMS adalah anggota team bidang BPI JSIT Indonesia.

Ust. Rasyid (sapaan akrabnya) memberikan pencerahan kepada sejumlah kepala sekolah dan guru PAI akan arti sebuah keikhlasan dan pengorbanan dalam mendidik anak-anak menjadi generasi yang  tangguh, sholeh dan berkarakter Islami serta cinta kepada tanah air Indonesia. Di awal materi workshop beliau memberikan pertanyaan kepada beberapa guru PAI yang hadir dengan pertanyaan “Mengapa Bapak/Ibu mau menjadi seorang guru?”. Dari pertanyaan tersebut beberapa jawaban diberikan oleh para guru. Ada yang mengatakan menjadi guru adalah panggilan hati, ada yang mengatakan menjadi guru adalah cita-cita sejak kecil, ada yang mengatakan menjadi guru adalah agar mendapatkan pahala yang terus mengalir dari anak-anak didiknya, dan lain-lain.

Lebih mendalam lagi Ust. Rasyid memberikan pesan bahwa menjadi guru bukan hanya sekedar pengorbanan dan keikhlasan tetapi harus mencurahkan semua hidup dan waktunya untuk mengabdi kepada kepada agama, bangsa dan negeri tercinta ini. Guru dengan segudang pengorbanannya tetapi gajih/pendapatannya sangat minim, guru dengan mencurahkan semua waktu dan kehidupannya namun tidak dibayar sebagaimana orang yang bekerja diperusahaan besar. Namun yakin dan percayalah semua pengorbanan, keikhlasan guru akan mendapatkan keberkahan dan keridhoan dari Allah SWT.

Beliau melanjutkan beberapa pertanyaan pilihan kepada para guru :
Mengajar  tidak ikhlas  ada ataupun tida ada bayaran..
Mengajar  ikhlas kalau ada bayarannya..
Mengajar penuh keikhlasan ada ataupun tidak ada bayarannya..

Dari beberapa pertanyaan tersebut guru-guru PAI memilih ‘Mengajar penuh keikhlasan ada maupun tidak ada bayarannya’. Dari jawaban tersebut maka guru-guru SIT sepakat ingin memberikan pengabdian dan pengorbanannya untuk anak-anak didiknya demi menggapai keberkahan dan keridhoan Allah.

Ustd. Rasyid meyakinkan kepada seluruh kepala sekolah dan guru PAI bahwa program BPI adalah bagian dari perjuangan dan pengabdian guru dalam turut serta membentuk karakter siswa SIT cinta dengan negeri. Karena di masa yang akan datang merekalah yang akan meneruskan perjuangan dalam membangun negeri ini. [jrw]