Rame Kabar Anak Korban Gadget Masuk RS Jiwa, Ini Komentar Praktisi Pendidikan Kota Bekasi


JSIT Kota Bekasi-Ahir-akhir ini rame jagad medsos dikejutkan oleh berita RS Jiwa Jabar Kebanjiran Anak korban Handphon/gadget. Sontak berita tersebut menjadi sorotan dari berbagai pihak, salah satunya adalah praktisi pendidikan kota Bekasi  Agung Nursidik, S.Pd.I,M.Pd.

Ditemui oleh team media JSIT kota Bekasi dikantornya Gameel Akhlaq Islamic School di jalan bambu kuning nomor 25 kelurahan Sepanjang Jaya Rawalumbu. Agung menuturkan keprihatinannya dengan peristiwa tersebut. Beliau mengatakan bahwa perkembangan tekonologi yang begitu cepat memang tidak bisa kita bendung. Dengan perkembangan teknologi tersebut segala bentuk informasi, berita, game online dan pornografi tentunya sangat mudah diakses oleh siapa saja, termasuk anak-anak kita. Cepatnya perkembangan teknologi jika tidak diimbangi dengan edukasi kepada anak-anak dan orang tua maka akan mengakibatkan mereka tidak memiliki self control dalam penggunaan gadget, sehingga mereka akan terpapar dampak negatifnya. 

“Saya sangat prihatin dengan kondisi anak-anak saat ini, ditengah perkembangan teknologi yang begitu cepat dan sulit dibendung, membuat mereka terpapar kecanduan gadget. Hal ini kurang diimbangi edukasi tentang bahaya kecanduan gadget.” Ungkapnya 

Lebih lanjut Agung yang juga seorang terapis dan hypnotherapi  Rumah Terapi Khalifa di Jl. Setia Darma 3 No. 19 Tambun Bekasi, mengatakan bahwa benar adanya bahwa banyak usia anak-anak dan remaja sudah banyak yang menjadi korban gadget. Akibat dari kecanduan ini rata-rata mereka putus sekolah, discorsing oleh sekolahnya, bahkan sampai dikeluarkan. Selain itu beliau mengakui sudah ratusan anak-anak dan remaja yang ditanganinya karena kecanduan gadget di Rumah Terapi Khalifa.
“Memang benar apa yang kita lihat sekarang, rata-rata anak-anak dan remaja kita sudah menjadi korban kecanduan gadget, buktinya di tempat saya Rumah Terapi Khalifa diantara mereka  adalah anak-anak dan remaja.” Tuturnya

Agung yang juga pengurus Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) kota Bekasi, turut merasa bertanggung jawab dalam masalah besar ini. Karena anak-anak dan remaja adalah generasi emas yang akan meneruskan masa depan negeri ini, kalau mereka sudah terpapar korban  gadget maka bagaimana nasib negeri ini kedepannya. Dalam jurnal penelitiannya “Peran Manajemen Pendidikan Islam dan Orang Tua Dalam Recovery Remaja Korban Digtal”  beliau mengatakan bahwa sekitar 92 % yang sangat berpengaruh untuk mengurangi dampak terpaparnya korban gadget adalah peran orang tua, diantaranya adalah perhatian, kasih sayang dan pemahaman orang tua akan ciri-ciri anak terpapar gadget.

“Di jurnal pendidikan yang saya tulis, ditemukan bahwa 92 % adalah peran orang tua sangat strategis dalam membantu mengurangi dampak terpaparnya korban gadget pada anak-anak dan remaja.” Ucapnya sambil menunjukan hasil penelitian jurnalnya.

Selain itu Agung juga menjelaskan bahwa setidaknya ada empat ciri-ciri anak yang terpapar korban gadget yaitu pertama mengalami gangguan penurunan konsentrasi diantaranya adalah sulitnya menerima pelajaran, malas belajar, hingga akhirnya tidak mau bersekolah. Yang kedua adalah penurunan kontrol emosi, anak akan sulit mengkontrol emosinya, mudah marah, mudah tersinggung sehingga dampaknya adalah pelampiasan amarah kepada benda disekitarnya dan orang lain. Yang ketiga adalah penurunan kontrol sosial, biasanya anak tersebut sudah tidak peduli lagi dengan lingkungan sekitarnya seperti teman, dan orang tuanya, sehingga cenderung mengabaikan nasihat orang tua. Yang keempat adalah penurunan kontrol membedakan benar dan salah, anak tersebut sudah tidak lagi bisa membedakan benar dan salah apa yang sudah dilakukannya sehingga mengabaikan nasihat-nasihat orang lain walaupun benar.

Melihat dampak dari terpaparnya anak korban gadget tersebut,  Agung mengajak kepada seluruh orang tua, sekolah dan semua pemangku kepentingan agar sama-sama memberikan edukasi baik kepada anak-anak maupun orang tua, agar mereka terhindar dari bahaya korban gadget. [jrw]